Thursday, November 5, 2009

Ambil Ambillah dari Ahli Fiqir

Di ruang-ruang kota
Di celah-celah pinggir desa
Di dalam banglo bilik istana kamar si rumah usang
Di dalam petak teratak usang si rumah sewa
Di dalam di mana saja
Di situlah bermula kisah ambilah

Di ruang-ruang hotel mewah berbintang lima
Di dalam bilik-bilik kecil katil hotel-hotel berharga murah
Di dalam hamparan bendang, ladang dan sawah
Di dalam taman, tasik segala bermula kisah ambillah
Di dalam semak belukar petak usang atau mobil mewah
Embun menjadi tegar kekasih saling berikrar
Merpati dua sejoli bermadu kasih perit, pedih, rintih, nikmat, keluh, resah
Jadi derita ambillah

Dari setitis air mengalir menjadi seketul darah dari seketul darah
Menjadi segumpal daging merah
Berdegup jantungnya bernangis bernyawa
Sayang hanya dibuat umpama seurat sebutir sampah
Tanggisnya mengisi dunia
Siapa mamanya siapa papanya
Siapa yang empunya

Jangan ditanya siapa papa dan siapa mamanya lagi
Dia hanyalah bayi merah
Hanya bayi merah yang wujud dari rahim seorang wanita
Yang tidak dan belum mengerti apa-apa

Ambillah
Ingin segera ku dengarkan azan di telinga tika mata mu pejam
Ingin segera ku kenalkan mu pada dunia saat tika mata mu jaga
Ambillah
Adakah kau bisa menghadapi semesta yang menanti
Dengan sejumlah sejuta taring yang berbisa
Senda, tawa hilai dunia usah la kau kecewa berputus asa
Ambillah
Ingin ku melihat dikau mendaki puncak bukit menara tinggi menghirup erti hidup
Memeluk sari enti bunga dunia memeluk alam semesta
Ambillah
Ingin ku lihat kau dewasa merangkak bertatih jatuh bangkit bangun semula
Berlari ke kaki pelangi mengejar mimpi melewati samudera dengan sayap irama

Sesekali gendong la dia ajak la dia bicara sewaktu-waktu timanglah dia
Dan buat dia ketawa kerana dia juga seperti anak kecil yang lainnya

Tulislah luka ambillah
Tulislah di dinding-dinding rumah
Tulislah di kaca-kaca pada setiap wajah yang kau jumpa
Kalimah yang kau kutip dari butir sejarah
Tulislah duka ambillah
Tulislah bertapa hari-hari yang kau lalui
Bertapa kau sunyi sepi
Dinginnya sedingin salji walau berdiri mu di panas terik mentari
Tulislah rindu ambillah
Tulislah atas pasir dan tanah
Tulislah dengan jari-jemari yang tidak pernah merasa nikmat sentuhan papa dan mama
Tulislah tulislah tulislah ambillah
Agar dapat ku khabarkan pada semua tidak akan lahir sejuta janin tak berdosa

Seorang lagi ambillah

Dan pabila tanggisnya pertama kali mengisi dunia
Nyaring garing memecah suasana hening subuh gelita
Di dalam dingin pagi begini embun menjadi saksi
Mentari ku bersedih si gebu kecil mengigil si mongel kecil memangil

No comments: